Pengolahan
Emas
1. Metode Eksplorasi
Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona
epithermal atau disebut zona alterasi hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal
merupakan suatu zona dimana air yang berasal dari magma atau disebut air
magmatik bergerak naik kepermukaan bumi. Celah dari hasil aktivitas Gunung api
menyebabkan air magmatik yang bertekanan tinggi naik ke permukaan bumi. Saat
air magmatik yang yang berwujud uap mencapai permukaan bumi terjadi kontak
dengan air meteorik yang menyebabkan larutan ion tio kompleks, ion sulfida, dan
ion klorida yang membawa emas terendapkan.
Air meteorik biasanya menempati zona-zona retakan-retakan
batuan bekuyang mengalami proses alterasi akibat pemanasan oleh air magmatik.
Sei ring denganmakin bertambahnya endapan dalam retakan-retakan tersebut,
semakin lama retakan-retakan tersebut tertutup oleh akumulasi endapan dari
logam-logam yangmengandung ion-ion kompleks yang mengandung emas. Zona alterasi
yang potensial mengandung emas dapat diidentifikasi dengan melihat lapisan
pirit atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun atas batuan intrusif
misalnya granit atau diorit.
a.
Metode resistivity
Respon
emas terhadap IP dan resistivity sangat beragam dan cukup sulitdiidentifikasi
dimana tidak setiap vein atau retakan bekas hidrotermal mengandung emas.
Berdasarkan hasil IP dan resistivity atau magnetotelurik suatu vein dapat
diidentifikasi mengandung emas dengan melihat pada nilai true_R atau tahanan
sebenarnya yang sangat kecil, namun perlu diperhatikan bahwa tidak setiap nilai
resistivity yang rendah dari suatu vein dipengaruhi oleh emas karena selain
emas jugaikut terendapkan mineral pirit dan tembaga yang juga memiliki nilai
tahanan jenis yang rendah
Korelasi
data IP dan resistivity dengan data geokimia suatu zona alterasisangat penting
dimana melalui data geokimia kita dapat menentukan mineral apakahyang dominan
mengontrol rendahnya nilai resistivitas apakah emas, tembaga, atau pirit.
Sehingga kita dapat mengetahui mineral apa yang dominan terendapkan padasuatu
vein.
Berdasarkan
hasil dari IP dan resistivity sebaiknya dikorelasikan lagi dengan data bor
lokasi penelitian. Korelasi ini sangat penting karena metode geolistrik (IP dan
resistivity) adalah proses awal atau suatu proses perabaan yang merupakan
dugaan sementara. Korelasi dari data bor tadi akan meminimalkan error yang ada.
Dalam
proses analisis geolistrik sebaiknya berhati-hati dengan water tableyang akan
menurunkan nilai resistivitas apalagi jika daerah tersebut merupakan suatuzona
basah seperti adanya sungai dalam zona argilic nilai resistivitas akan bernilai
rendah hal ini akan disebabkan karena adanya ion-ion yang terikat dalam
zonaalterasi argilic.
b. 2. Metode
Geokimia
Eksplorasi
geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan,distribusi, dan
migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan eratdengan bijih,
dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yanglebih sempit
eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu ataulebih unsur
jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk
mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu
yang kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).
Pada
metode geokimia, unsur-unsur jejak dan unsur penunjuk dari emas yangmenentukan
keberadaan emas, misalnya unsur perak (Ag) dan batuan disekitarnya. Selain itu,
vegetasi di sekitar keterdapatan emas menunjukkankeberadaan emas.Alasan
penggunaan unsur penunjuk antara lain:
1.Unsur
ekonomis yang diinginkan sulit dideteksi atau dianalisis
2.Unsur
yang diinginkan deteksinya mahal
3.Unsur
yang diinginkan tidak terdapat dalam materi yang diambil (akibat perbedaan
mobilitas) Contohnya : Emas kelimpahannya kecil dalam bijih, oleh karena itu
poladispersinya hanya mengadung kadar emas yang sangat rendah, kurang dari
batasminimal yang dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu, As, atau Sb dapat
berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang relatif besar.
Proses Pengolahan
Dalam
penambangan emas, logam emas tidak berada dalam bentuk murninya,akan tetapi masih
bercampur dengan logam dan campuran lain. Karena itu perlu adanya pemisahan dan
pemurnian logam emas. Selama ini, pemisahan emas dilakukan dengan cara
sianidasi, amalgamasi, dan peleburan Sedangkan pemurnianemas dengan cara
elektrolisis.
Namun
metode-metode tersebut banyak menimbulkan dampak negatif bagilingkungan.. Hal
ini karena bahan kimia yang digunakan untuk reaksi-reaksi diatas bersifat
toksik terhadap lingkungan.
a.
Amalgamasi
Amalgamasi adalah proses penyelaputan
partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au ± Hg). Amalgam masih
merupakan proses ekstraksi emas yang palingsederhana dan murah, akan tetapi
proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggidan mempunyai ukuran butir
kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native
gold).Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya
dipanaskan,maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion
emas. Amalgamdapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air
raksanya akan menguapdan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa
tersebut. Sementara Au-Agtetap tertinggal di dalam retort sebagai logam
Metode amalgamasi, yang dalam
penggunaannya melibatkan raksa, hanya dapat mengisolasi emas sekitar 50%-60%.
Selain dinilai tidak efisien, raksa jugamenghasilkan residu yang berdampak
negatif bagi lingkungan (Hocker, 2000).Bahkan uap raksapun dianggap berbahaya
jika terhirup manusia. Gejala keracunan pada manusia antara lain : batuk, nyeri
dada, bronchitis, pneumonia, tremor,insomnia, sakit kepala, cepat lelah,
kehilangan berat badan, dan gangguan pencernaan.
b.
Sianidasi
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan
proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam
proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut
yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas
lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag
adalah sebagai berikut:
4Au + 8CN- +
O2 + 2 H2O
= 4Au(CN)2- + 4OH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2-
+ 4OH
Pada tahap kedua yakni
pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan
menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
2 Zn + 2 NaAu(CN)2+ 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O
= 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 +H2
Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang
efektif untuk larutan yangmengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang
ditambahkan kedalam larutanakan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip
pengendapan ini mendasarkanderet Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan
urutan aktivitas elektro kimia darilogam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg,
Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt.setiap logam yang berada disebelah kiri dari
ikatan kompleks sianidanya dapatmengendapkan logam yang digantikannya. Jadi
sebenarnya tidak hanya Zn yangdapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al
dapat juga dipakai, tetapi karenaharganya lebih mahal maka lebih baik
menggunakan Zn. Proses pengambilan emas- perak dari larutan kaya dengan
menggunakan serbuk Zn ini disebut ³Proses MerillCrowe´
Mengingat metode-metode yang tidak ramah lingkungan
tersebut, makadiperlukan metode lain yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Menurut Gardea-Torresdey, et al. (1998) sejak lama telah diketahui bahwa
tumbuhan memilikikemampuan untuk mengambil emas dari tanah dan
mengakumulasikannya dalam jaringan secara cepat, baik secara aktif melalui
metabolisme tumbuhan atau secara pasif melalui gugus fungsional dalam jaringan
tumbuhan. Kemampuan ini dapatdimanfaatkan untuk memperoleh kembali ion emas(III)
dari larutannya. Dewasa ini telah banyak dikembangkan metode adsorpsi dengan
menggunakan biomassa tumbuhan, yang dikenal sebagai metode fitofiltrasi.
Biomassa tumbuhandapat digunakan untuk mengadsorpsi ion logam kationik maupun
anionik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa biomassa tumbuhan dapat mengikat
berbagai ionlogam seperti Cu(II), Ni(II), Cd(II), Cr(III), Sn(II), Au(III), dan
Zn(II) (Gardea-Torresdey, et al. 1998). Selain itu, biomassa bersifat
biodegradable, sehingga penggunaannya bersifat ramah lingkungan.
Tiemann, et al., (2004) menduga bahwa gugus - gugus aktif
yang terdapat pada protein dalam tumbuhan berperan penting bagi proses
pengikatan ion logam.Tumbuhan yang memiliki kadar protein tinggi dan dapat
digunakan untuk mengikat emas(III) dengan metode fitofiltrasi adalah rumput
gajah. Metode fitofiltrasi ini diharapkan sebagai metode alternatif yang dapat
digunakan dalam pengolahan pertambangan emas di Indonesia, sehingga residu dari
hasil tambang emas yang diperoleh tidak akan membahayakan bagi lingkungan,
hewan,dan manusia.
Pengolahan emas sistem pelarutan ( leaching) sianida
ataupun tioureakonvensional baru bernilai jika dilakukan terhadap batuan dengan
kandunganminimal emas 5 gram / ton. Padahal dalam kenyataannya mayoritas batuan
emasmemiliki kandungan yang lebih kecil dari itu. Agar batuan dengan kandungan
emas minimal 1 gram / ton dapat diproses secara ekonomis, maka diciptakan
sistem pengolahan dump leach / heap leach.
Berbeda dengan cara - cara konvensional, dalam sistem ini
tidak dilakukan penghalusan ukuran batuan. Dengan kata lain tak perlu dilakukan
proses - prosesmekanis terhadap batuan hasil tambang. Batuan dengan ukuran
seperti apa adanyaditumpuk diatas bidang datar ( lapang) yang telah dilapisi
polimer sejenis plastik.Plastik berfungsi menahan cairan kimia agar tak meresap
ke lapisan tanah di bawahnya, sehingga aman dari pencemaran.
Proses pelarutan dilakukan dengan menyemprot cairan kimia
dengan metodehujan buatan melalui sprinkle - sprinkle yang ditempatkan di atas
tumpukan batuan.Tetes larutan selanjutnya akan melakukan penetrasi ke pori -
pori batuan, melarutkanlogam - logam yang di inginkan. Gaya grafitasi membawa
larutan logam ke bagian bawah dan selanjutnya dialirkan ke kolam / danau
penampungan. Hasil larutan yangtelah masuk ke kolam / danau kemudian diproses
untuk mendapatkan logam emasdan perak
Dalam bahasa umum di dunia pengolahan hasil tambang, dump
/ heap leach berarti teknik pengolahan logam sistem pelarutan tanpa proses
penghalusan. Agar batuan emas kadar rendah
mampu diolah secara ekonomis.Larutan dari tangki pelarut disalurkan ke
sprinkle - sprinkle lewat pipa - pipa
distributor, selanjutnya mengalir ke permukaan atas batuan. Cairan pelarut
disiram dari bagian atas tumpukan seperti tetesan air hujan. Tetes - tetes
larutan yang menimpa bongkahan akan mengalir kebagian bawah (dengan terlebih
dahulu melewati bongkahan-bongkahandibawahnya, dan seterusnya) . Saat tiba
dibagian bawah, larutan tersebut telah kayaakan garam logam
Pencucian tumpukan batuan dengan sianida (Cyanide Heap
Leaching)dianggap sebagai cara paling hemat biaya untuk memisahkan butir-butir
emas yang
halus (http://www.bappeti.go.id). Tapi cara ini sangat
tidak ramah lingkungan karenasianida dapat melepaskan logam-logam berat lainnya
seperti kadmium, timah,merkuri yang berbahaya bagi manusia dan ikan, dalam
konsentrasi rendah sekalipun. Menurut laporan Program lingkungan PBB (UNEP),
dari tahun 1985 hingga 2000, lebih dari selusin waduk pembuangan limbah tambang
emas mengandung sianida ambruk.
Sebagian dari batuan emas tidaklah berdiri sendiri, akan
tetapi terbungkusoleh lapisan logam lain yang berbentuk garam sulfida. Untuk
melarutkan emas sepertiini diperlukan proses ³ refractory´ ataupun proses
semacam itu agar tabir permukaanlogam emas / perak terbuka terhadap pelarut.
Beberapa contoh emas model ini adalahCuAuTeS2 ( paduan tembaga emas tellurium
sulfida) , CuAuFeS2.
Pelarutan pengotor memerlukan adanya oksigen dari udara
sebagai bantuanoksidator. Dalam proses pengolahan konvesional oksigen diinjeksikan
kedalamlarutan melalui gelembung udara yang disalurkan lewat pipa kedalam wadah
bak pelarut, dan selanjutnya
didistribusikan keseluruh bagian melalui putaran agitator.Dalam sistem Dump
Leach batuan terbuka terhadap udara luar sehingga tak ada hambatan terhadap
suplay oksigen, namun disaat tumpukan bongkahan menjadilebih tinggi timbul
perisai terhadap udara luar. Untuk mengatasi hal ini makadilakukan pemasangan
cerobong suplay udara pada tempat - tempat yang ditengarai bakal kekurangan
udara.
Pemerian HCl pada chalcopyrite ( yang biasanya terdapat
dalam batuan emas)akan melarutkan unsur besi, dan tembaga tertinggal dalam
bentuk sulfida logam.Sulfida tembaga ini sangat mudah teroksidasi oleh oksigen
menjadi tembaga sulfat.Proses oksidasi ini menghasilkan panas yang menyebabkan
tumpukan menjadi hangat
CuFeS2
+ 2HCl = CuS + FeCl2 + H2S
CuS + 2O2 = CuSO4.
Untuk mendapatkan ion NO3- yang netral maka saat ini
telah digunakangaram timbal nitrat Pb( NO3) 2. garam ini akan terurai dalam air
menjadi kationPb2+ dan anion NO3-. Proses penambahan Pb( NO3) 2 dapat dilakukan
bersamadengan proses sianidasi, dan inilah keunggulan proses ³ nitrox´
dibanding ³klorinasi´ dalam sistem Dump / Heap Leach..."
Secara umum, metode penambangan emas aluvial dilakukan
berdasarkan endapan aluvial, antara lain : penambangan emas pada endapan
aluvial aktif ( muda )yang dilakukan pada badan - badan sungai mengunakan
peralatan sederhana sepertidulangan atau wajan, linggis, sekop, cangkul dan
ayakan. Apabila penambangan dilakukan untuk mengambil material aluvial purba
atau aluvial recent yang terdapat di tebing atau di darat, maka pengambilan
bijih emas dilakukan dengan membuatsumuran atau paritan untuk mencapai lapisan
yang diperkirakan mengandung emas.Selanjutnya material yang diperoleh didulang
di sekitar lokasi lubang tambang.Metode tambang semprot yang mengunakan mesin
berkekuatan 5,5 pk/unit untuk menambang emas pada aluvial tua atau tanah
lapukan dari batuan dasarnya,selanjutnya material tersebut dimasukkan dalam
³sluice box ³, kemudian mineral - mineral beratnya di dulang.
Secara geologi, lokasi penambangan emas banyak dijumpai
endapan - endapan aluvial muda dan aluvial tua yang secara umum terdiri dari
fragmen - fragmen kuarsa putih susu, batuan ultra mafik, batuan milihan dan batuan
sedimen.Umumnya potensi kandungan emas dalam endapan aluvial tua akan
meningkatseiring dengan peningkatan ukuran butiran endapan tersebut yang
relatif lebih dalam dan dekat dengan batuan dasar
|
Selasa, 27 Desember 2011
KIMIA FISIKA (PENGOLAHAN EMAS )
Langganan:
Postingan (Atom)