Geologi Regional Daerah
Sangkaropi
1. Geomorfologi Regional
Daerah penelitian merupakan salah satu daerah paling
utara dari propinsi Sulawesi Selatan ,menurut Bemlen (1946) daerah Tanah Toraja
ini termasuk lengan Selatan Sulawesi
Selatan yang secara fisiografi terbagi
dua bagian yaitu lengan Selatan bagian Utara dan lengan Selatan bagian Selatan.
Lengan Selatan bagian Utara meliputi daerah poros Tenggara barat laut yaitu
Palopo sampai ke pantai Barat muara sungai Karama dan cekungan Tempe
pada sisi yang lain, kemudian dilanjutkan dengan proses Tenggara – Barat laut
dari muara sungai Cenrana melalui danau Tempe
sampai muara sungai Sa’dan.
Pada umumnya daerah Tana Toraja adalah berupa perbukitan, pegunungan dan hanya sebagiankecil yang merupakan pedataran dan lembah sempit. Daerah
Tanah Toraja berada pada ketinggian sekitar 600 – 2600 meter dari muka laut. Letak
topografi daerah ini di kontrol oleh
jenis batuan, struktur geologi dan proses geologi muda seperti erosi dan
pelapukan. Daerah perbukitan dan pegunungan di kontrol oleh batuan yang kompak
dan resisten dan topografi karst yang penyebarannya sempit mengikuti kontak
sesar. Pada perbukitan yang disusun batuan sedimen piroklastik, tidak begitu
terjal dan relatif tumpul akihat proses eksogen aktif berupa erosi yang bekerja
cukup tinggi.
Bagian Utara dari lengan Selatan merupakan daerah
pegunungan yang memanjang antara Majene sebagai pegunungan Quarless. Puncak –
puncak dari pegunungan ini adalah Gunung Kalando, gunung Sesean, dan gunung
Karua.
Daerah penelitian termasuk dalam satuan pedataran tinggi yang terletak di
bagian tengah mengarah ke timur, tepatnya di Rantepao. Penyebarannya mengikuti
dataran banjir sungai Saddan, diapit perbukitan dengan ketinggian 800 – 900
meter dari muka laut. Kemiringan lereng antara 0o - 10o,
lapisan penutup berupa soil hasil residual batuan sekitar dan hasil longsoran.
2. Stratigrafi
regional
Menurut Rab Sukamto daearah Sulawesi ini dapat
dibagi mejadi tiga Mandala Geologi, yaitu Mandala Sulawesi Barat, Mandala
Sulawesi Timur serta Mandala Banggai Sula.Daerah Tanah Toraja yang merupakan
daerah di Sulawesi Selatan termasuk
kedalam Mandala Sulawesi Barat.
Secara umum stratigrafi daerah Tana Toraja tersusun oleh bebberapa jenis
batuan seperti batuan sedimen, batuan gunung api batuan terobosan dan batuan metamorf.,yang
berumur kuarter – tersier. Ketebalannya belum dapat diketahui sebab adanya
pengaruh metamorfisme yang kuat pada batuan sehingga terjadi perlipatan yang
rumit. Umur batuan tersebut berumur Kapur, serta termasuk dalam Formasi
Latimojong Tet,
Batuan tertuanya adalah formasi latimojong (KL), lalu formasi Toraja
(Tet), dengan anggota Rantepao (Tetr) yang menindih tidak selaras dengan
formasi Latimojong dengan batuan penyusun seperti Serpih, Serpih Napal,
Batupasir Kuarsa, Konglomerat, serta setempat – setempat Batubara, Tetl dengan
batuan penyusun batugamping, berdasarkan kandungan foraminiferanya maka formasi
ini diduga berumur Eosen.. Formasi Toraja tertindih tidak selaras dengan batuan
gunung api yang bersisipan dengan Batugamping (Tomg), tertindih tidak selaras
dengan formasi Riau (Tmr). Formasi Riau tertindih tidak selaras dengan batuan
gunung api Talaya menjemari dengan batuan gunung api Adang (Tma). Di bagian
tengah lembar Tana Toraja tersingkap tufa Barufu (Qbt), dengan batuan termuda
berupa Endapan sungai (Qal) dan Endapan kipas alluvium (QAf).
3 Struktur
Geologi
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa Van Bemelen (1949) membagi
lengan Selatan pulau Sulawesi secara struktur menjadi dua bagian, yaitu lengan
Utara bagian Selatan dan lengan Selatan bagian Selatan.
Struktur di lembar Tana Toraja adalah sesar normal dan sesar naik yang
berarah utama timur – selatan barat daya, barat
- timur dan barat laut – selatan menenggara.
Pada kala Miosen Bagian Tengah – Miosen Akhir Bagian Atas terjadi
tektonik disertai kegiatan gunung api yang menghasilkan batuan gunungapi
Talaya, Tufa Barufu. Batuan gunung api Talaya tersusun oleh andesit – basalt
yang keatas susunannya berubah menjadi leucit basalt hingga terbentuk batuan
gunung api Adang. Pada kala Miosen Tengah Bagian Akhir kegiatan gunung api di
sertai terobosan batholit granit Mamasa dan Granit Kambuno menerobos batuan
yang lebih tua dan membawa larutan hidrothermal yang kaya akan bijih sulfida
tembaga di Sangkaropi dan Bilolo, disertai pengangkatan dan pensesaran berupa
sesar turun dam sesar naik berarah timur laut – selatan barat daya. Sejak
Plistosen Akhir daerah ini diduga daratan sampai terjadi aktivitas gunung api
yang menghasilkan tufa.
4. Geologi Daerah Sangkaropi
4.1 Geomorfologi
Dengan
berdasarkan pada model topografi dari
daerah penelitian, nampak secara umum bahwa sebagian besar daerah
penelitian terdiri dari barisan
perbukitan dan rangkaian dari daerah pegunungan, dan hanya sebagian yang berupa
dataran rendah atau yang berelief datar yang hanya terdapat pada bagian lembah
dari barisan perbukitan tersebut.
Berdasarkan
pada relief dan bentuk lereng maka daerah Sangkaropi dapat dibagi menjadi tiga
satuan morfologi, satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Pedataran tinggi
Satuan pedataran tinggi in menempati bagian selatan daerah penelitian
yaitu sekitar 30 % dari daerah Sangkaropi. Satuan ini mengikuti dataran banjir sungai Sa’dan dengan
perbukitan yang mempunyai ketinggian 800 m – 900 m dari permukaan air laut,
kemiringan lereng 0o – 10o dengan lapisan soil yang
berasal dari pelapukan batuan di sekitarnya.
2.
Perbukitan bersudut lereng sedang,
Satuan perbukitan bersudut lereng sedangf terletak pada daerah paling barat dan utara serta beberapa
tempat di bagian tengah.satuan ini menenmpati sekiatr 40 % dari daerah
penelitian , Terdiri dari rangkaian perbukitan yang relatif berarah
utara-selatan, daerah ini tersusun oleh batuan hasil vulkanik.
3.
Perbukitan bersudut lereng terjal.
Satuan morfologi ini terletak di
bagian tengahdari daerah penelitian .dan menempati sekitar 30 % dari daerah
penelitian yang terdiri dari rangkaian perbukitan dan pegunungan yang memanjang
dari utara ke selatan, kenampakan morfologinya sangat menyolok, yang mempunyai
lereng terjal dan puncak yang agak meruncing. Serta mempunyai lembah – lembah
yang sempit dan dalam. Serta disusun oleh batuan beku seperti Riolit, Dasit
serta batuan piroklastik.
4.2 Stratigrafi Daerah Sangkaropi
Daerah
Sangkaropi yang didominasi oleh deretan perbukitan disusun oleh berbagai jenis
batuan berupa material sedimen, material vulkanik , dan batuan beku, serta
batuan yang termetamorfisme,dengan umurt yang berbeda beda ,secara
stratigrafi pada daerah Sangkaropi dapat dibagi atas beberapa satuan litologi,
yaitu :
Ø
Satuan aluvial, penyebarannya
dijumpai sepanjang aliran sungai Satuan ini terdiri dari bongkah, kerikil,
pasir yang. .Satuan ini berada pada daerah lembah lembah dari daerah
penelitian.
Ø
Satuan batuan Breksi tufa, Satuan ini dicirikan oleh kenampakan
fisik batuannya dimana batuan ini tersingkap di permukaan dan mengalami
pelapukan yang disebabkan oleh cuaca (pelapukan fisika). Akibat dari cuaca
lembab dari daerah penelitian maka sering dijumpai longsoran – longsoran dari
batuan tersebut atau dari lanau yang mengalir dari puncak gunung atau dataran
tinggi.
Ø
Satuan batupasir, Penamaan satuan ini didasarkan atas kenempakan fisik dari
batuan tersebut, batuan ini tersingkap serta disisipi oleh batulanau dan
batulempung. Satuan ini hampir dijumpai disetiap tempat didaerah penelitian.
Ø
Andesit Tuff – Breccia, Batuan ini terdiri dari tuffa andesit, breksi dan tuffa lapili yang
berhubungan dengan tufa pasiran, tufa halus, batulempung atau mudstone dan
batuan silisiklastik.
Ø
Batuan Dasit, Berwarna
hijau dan merupakan alterasi dan dihasilkan oleh acidic tuff breccia berupa
lapisan aliran.
Ø
Acidic Tuff, Terdiri
dari acidic tuff, brkesi tufa, breksi dan lempung yang berwarna abu-abu sampai
hijau terang dengan tekstur phaneritik. Breksi disusun oleh fragmen dasit,
granit, andesit dan pumis.
Ø
Pyroklastik Andesit dan Lava, Terdri dari lava andesit dan pyroklastik. Lava
Andesit berwarna hijau dengan struktur massive. Sedangkan pyroklastik andesit
merupakan breksi vulkanik dengan batuan siliklastikPyroklastik Riolit dan Lava, Struktur massive dan terdiri dari tufa riolit
sampai tufa dasit, breksi dan lava.
Ø
Batuan Basalt, Merupakan
bagian luardari endapan Sangkaropi yang berwarna hijau keabu-abuan sampai
hitam.
Ø
Serpih Karbonatan, Terdiri dari serpih dan batulempung yang berwarna kecoklatan.
Adanya intrusi batuan batuan beku berupa batuan yang bersifat andesitik
dan basaltic pada umumnya serta batuan samping pada daerah Sangkaropi
menyebabkjan sehingga daerah ini cukup potensial untuk terjadinya proses
pembentukan mineral alterasi dan mineralisasi.
4.3
Struktur daerah Sangkaropi
Adapun
struktur geologi yang terdapat pada daerah penelitian ini adalah berupa
struktur sesar normal, dimana penciri dari sesar normal tersebut adalah
ditemukannya mata air berupa air terjun tepatnya pada daerah Buntu Pongpatora.
Dan hal inilah yang menyebabkan terjadinya proses mineralisasi pada daerah ini.
bisa petanya di tampilkan
BalasHapus